5 Saling, Tips Untuk Membentuk Keluarga Sejahtera dan Bahagia
Tak seorangpun manusia yg tidak
merindukan kebahagian dan ketenteraman hidup didalam keluarganya,
sebaliknya tidak seorangpun yg takkan sengsara bila tidak ada
ketenteraman dan kebahagian dalam rumah tangganya, karena dalam keluarga
terjalin hubungan yg paling dekat, paling sering bahkan dapat dikatakan
terus menerus.
Keluarga adalah suatu komunitas yg
dibentuk melalui perkawinan antara pria dan wanita berlandaskan cinta
dan kasih saying seperti difirmankan Tuhan dalam Surat Ar Rum(Surat 30)
ayat ke 21 :
Dan diantara tanda-tanda
(Kebesaran)Nya, ialah Bahwa ia menciptakan istri-istri bagimu dari jenis
kamu sendiri, supaya kamu dapat hidup tenang bersama mereka, dan
diadakan-Nya cinta dan kasih saying antara kamu. Sungguh, dalam yg
demikian itu, ada bukti-bukti bagi orang yg menggunakan pikiran (
dikutip dari Alquranulkarim Bacaan Mulia Terjemahan HB Jassin, halaman
559).
Keluarga adalah unit terkecil dari
Negara hingga dapat dikatakan keluarga adalah suatu Negara atau kerajaan
kecil. Keluarga yg hidup aman tenteram dan bahagia adalah idaman setiap
insane. Namun dalak kehidupan sehari-hari banyak keluarga yg tak dapat
merasakannya.
Apakah disebabkan kekurangan materi
? Bukan, karena banyak keluarga kaya yg selalu diamuk percekcokkan dan
malahan disertai kekerasan (contoh kasus, Kisah Manohara dan seorang
anggota kerajaan di Malaysia ), hingga rumah tangga yg dibentuk melalui
pesta meriah, gelak tawa sanak keluarga serta handai taulan berobah
menjadi ajang peperangan, dan yg lainnya karena malu menekan saja
perasaan hatinya, menimbulkan perang dingin antara suami dan isteri, sebaliknya
banyak keluarga tak berpunya tapi mereka hidup rukun dan damai, seiya
sekata, sehilir semudik dalam kehidupan keluarganya.
Lalu timbul pertanyaan : Dapatkah Kebahagian dan Ketenteraman Hidup Dalam Keluarga Di Ciptakan ? Ya Insya Allah Bisa. Salah satunya menerapkan 5 Saling untuk menciptakan Keluarga Bahagia, sebagai berikut :
- Saling Mengerti
Suatu kenyataan yg biasanya tak
disadari olerh suami isteri adalah bahwa mereka bertemu setelah dewasa
atau paling cepat setelah remaja. Apa yg dialami oleh pasangannya dimasa
kecil dulu tidak menjadi perhatian bahkan tak jarang tidak diketahui
sama sekali.
Setiap suami atau isteri menyangka
melalui pacaran mereka telah mengetahui betul-betul akan sifat suami
atau isteri. Makanya sering seorang suami mengatakan ah dia cerewet,
manja, susah diatur atau seorang isteri mengatakan suaminya pendiam,
egois, mau menang sendiri. Sekedar itu saja belumlah cukup, karenanya
hendaklah a)mengerti latarbelakng pribadinya dan b) mengenal diri
pribadi.
Dapat dikatakan Saling mengerti itu
maksudnya adalah mengerti tentang segala sesuatu tentang kehidupan dan
pengalaman yg dilalui, suasana tempat kita (suami-isteri) dibesarkan dg
segala keistimewaan dan kekurangannya. Dengan adanya saling pengertian
akan dapat diletakkan dasar ketenteraman dalam keluarga sebaliknya salah
mengerti akan dapat dihindari.
- Saling Menerima
Dalam kehidupan berkeluarga setelah
kita mengenal diri kita pribadi dan diri suami/isteri, apakah itu
kelebihan atau kekurangannya, maka terimalah dg segala kerelaan. Bila
menurut kita ada hal-hal yg kurang baik dan perlu diperbaiki,
usahakanlah secara bijaksana agar ia menyadari dan memahami sikapnya
sampai ia mau memperbaiki sifat jeleknya itu atas kesadaran sendiri.
Terimalah suami/isteri apa adanya,
terimalah hobin dan kesenanganya dan terimalah keluarganya seperti
menghadapi keluarga sendiri. Bila ini telah dapat diterapkan dg baik
niscaya akan didapatkan keluarga yg aman dan tenteram.
Rasa terima atau tidak itu akan
tercermindari air muka, ucapan dan tindakan.. Karena itu perasaan ini
tidak dapat disembunyikan dan segera akan diketahui oleh suami/isteri.
Rasa tidak terima yg disembunyikan dapat menimbulkan berbagai ketegangan
dalam keluarga, hal-hal kecil dapat menjadi besar atau dapat berobah
menjadi gangguan jiwa bagi yg tertekan perasaannya. Orang tua yg
tertekan jiwa atau perasaannya akan mengakibatkan pendidikkan anak
mengalami goncangandan akan membahayakan pertumbuhan pribadi anak.
1. Saling Menghargai
Dalam rumah tangga bila rasa saling
menghargai itu tidak ada atau tidak terbina dg baik maka suasana rumah
tangga akan menjadi tegang dan kurang menyenangkan serta akan
menimbulkan percekcokkan yg tidak beralasan, karena setiap orang
membutuhkan penghargaan dan akan merasa tertekan apabila ia merasa
tidak dihargai, terlebih-lebih oleh orang yg paling dekat dengannya –
suami/isteri
Apa sih sebenarnya Penghargaan itu ?
Secara umum orang menyangka Penghargaan itu harus diucapkan dg
kata-kata atau tindakan formil berupa pemberian sesuatu. Menurut dalil
ini memuji/pujian dianggap sebagai penghargaan dan celaan sebagai bukti
tidak adanya Penghargaan dan diakui bahwa kata-kata dan tindakan formil
itu sebagai alat yg paling nyata untuk menyatakan perasaan yg tersimpan
dalam hati.
Sebenarnya Penghargaan adalah sikap dan keadaan jiwa
seseorang terhadap orang lain. Sikap itu akan muncul dengan sendirinya
dalam segala aspek diri mulai dari air-muka, pandangan mata, gerak
bibir, tutur kata, gerak-gerik dan tindakan, malah diamnya seseorang
terhadap sesuatu dapat diartikan sebagai penghargaan atau penghinaan.2. Saling Mempercayai
Alangkah susahnya hidup dalam
keluarga dimana tidak ada saling mempercayai antara suami dan isteri.
Apakah yg dikatakan suami, isteri tak percaya begitu juga sebaliknya.
Bila suami pamit pergi ketempat tugas, isterinya membayangkan suaminya
akan melakukan hal-hal yg bukan-bukan, sebaliknya bila isteri minta izin
untuk suatu keperluan, suami curiga isterinya akan pergi ketempat lain
Dg perasaan hati yg tidak karuan
apa yg dapat dilakukan ? semua akan serba salah dan akan menghasilkan
Saling Curiga. Saling Curiga akan menimbulkan kecemasan, ketegangan dan
pertentangan dan efek-efek buruk lain.
Saling Mempercayai akan
menimbulkanketenangan, ketenteraman dan menumbuhkan banyak segi-segi
kehidupan, yg terpenting adalah masalah akhlak.
Ada beberapa hal yg dapat menimbulkan saling mempercayai :
a) Percaya
akan Pribadinya. Bila tidak percaya pada akhlak suami/isteri berarti
belum mengenal pribadi suami/isteri, ini akan menimbulkan rasa curiga
dan cemas, seakan setiap kali ia keluar rumah adalah untuk menyeleweng
dan kita akan mudah dimasuki oleh hasutan, fitnah dan adu domba dari
luar. Agar ini jangan terjadi, sering-seringlah melakukan diskusi antara
suami dan isteri secara terbuka dan jujur, karena kejujuran penting
untuk memperoleh kepercayaan dari pihak lain.
b) Percayailah
kemampuannya. Hendaknya seorang isteri bisa mempercayai kemampuan suami
dalam menyelesaikan berbagai masalah keluarga terutama yg menyangkut
orang luar, sebaliknya suami harus mempercayai kemampuan isterinya dalam
mengolah keuangan keluarga, mendidik anak dan mengendalikan keluarga.
Intinya saling saling mempercayai
antara suami dan isteri harus dibina terus apakah itu berhubungan dg
akhlak maupun segala segi kehidupan. Ini dapat dilakukan melalui diskusi
tetap, terbuka dan jujur antara suami dan isteri agar
jangan ada dusta diantara kita (suami/isteri) dan agar tidak ada masalah
yg tersembunyi dan luput dari jangkauan keluarga. Tunjukkanlah
jepercayaan itu dalam sikap dan tindakan, tidak cukup dg ungkapan lisan
saja.
3. Saling Mencintai
Pembentukkan keluarga umumnya
dimulai dg saling mencintai, namun saling mencintai dalam keluarga tak
selamanya stabil ada yg semakin cemerlang sinarnya, ada yg semakin lama
semakin meredup bahkan tak jarang yg berakhir dg saling membenci.
Agar cinta tetap melekat dan untuk mempertahankan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga ada beberapa hal yg dapat dilakukan :
a) Lemah lembut dalam bicara
Ucapan
dan kata-kata manis yg sopan dan penuh pengertian sangat menarik bagi
teman hidup. Karenanya jangan segan-segan memuji isteri atas usahanya
membesarkan hati suami dan usahakanlah menerima setiap pemberian suami
dengan senang hati dan dg menunjukkan kegembiraan,
Seandianya
ada sesuatu yg kurang baik atau kurang pas dan patut ditegur atau
dibicarakan dg suami/isteri, lakukanlah dg sebijak mungkin dg kata-kata
yg sopan halus dan wajar. Jangan dilebih-lebihkan, dg keras atau kasar,
karena sesuatu yg kurang baik itu ada sebab dan latar belakangnya.
Bijaksana dan kata yg lemah lembut perasaan suami/isteri tidak akan
tersinggung dan latar belakang yg menyebabkannya dapat diketahui untuk
mendapat perbaikan seperlunya.
b) Tunjukkanlah perhatian kepadanya
Perhatian
adalah salah satu tanda kasih sayang, karenanya perhatikanlah
kepentingan suami/isteri, tunjukkan juga perhatian pada keluarganya atau
hal-hal yg disukainya.
c) Bijaksana Dalam Pergaulan
Bijaksana
disini berarti dapat membaca situasi, kapan harus melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Isteri yg bijak tahu kapan harus menyampaikan
persoalan berat pada suaminya dan bagaimana cara mengungkapkannya.
Diapun mengerti bagaimana menanggapi emosi suaminya. Begitu juga suami
terhadap isterinya.
d) Jauhi sikap egois
Seorang
yg egois biasanya tidak disenangi oleh orang lain. Orang yg sangat
cinta kepada dirinya sendiri biasa tidak sanggup mencintai orang lain
dan tidak bisa menyerahkan dirinya secara ikhlas kepada suami/isteri.Dia
selalu mengharapkan cinta orang lain kepadanya, tetapi tidak berusaha
memperlihatkan dan mencintai orang lain.
Untuk
mendapatkan keluarga yg aman dan tenteram maka suami/isteri tidak boleh
mementingkan dirinya sendiri, perhatikan pulalah kepentingan
suami/isteri, kalau memang ingin mendapatkan cintanya.
e) Jangan Mudah Tersinggung
Orang
yg mudah tersinggung, biasanya lupa diapun sebenarnya sering menyinggung
perasaan orang lain, kadang-kadang katanya tajam, tapi ia tak sadar
bahwa kata-katanya telah menyinggung atau melukai hati orang lain dan ia
sangat menderita bila ada kata-kata orang yg disangkanya sengaja untuk
menyinggungnya.
Apalah
artinya cinta kalau sering bertengkar dan tegang ? Tentu cinta itu makin
lama akan makin pudar, akhirnya menghilang sama sekali, karenanya
berusahalah jangan mudah tersinggung dan menyinggung orang lain.
f) Tenteramkan Batin Sendiri
Untuk
mendapatkan keluarga yg tenteram hendaklah diri sendiri ditenteramkan
terlebih dahulu. Bagaimana akan tenteram kalau jiwa goncang dan hati
diamuk kecemasan ?
Berusahalah
mengoreksi diri terlebih dulu, jangan cepat bertanaya, mengapa
suami/isteri saya berbuat begitu ? Apa sebabnya dia pemarah, perajuk,
keras hati dan sebagainya. Tanyai pulalah diri sendiri, mengapa sekarang
saya mudah tersinggung, cepat marah, mudah sedih dan keras kepala
seperti ini ? Renungkanlah dan analisa diri sendiri, mungkin akan
menemukan jawaban untuk itu. Dengan demikian ketenteraman dan ketenangan
batin sendiri akan dapat dipulihkan.
Diantara
yg menyebabkan seorang gelisah, cemas dan mudah marah adalah persoalan
berat dan dosa yg dipendam. Misalnya ada sesuatu masalah yg sangat berat
dan tak terpecahkan sendiri, karena malu membicarakannya dg orang lain
walaupun itu suami/isteri sendiri, lalu disembunyikan saja.
Suami/isteri hendaknya dapat
saling terbuka, untuk mengeluhkan, mendiskusikan masalah dan
penderitaan masing-masing. Dalam hal ini peranan agama juga sangat
menentukan. Banyak persoalan ringan menjadi berat karena dihadapi dg
keluh kesah dan lupa akan bantuan Tuhan. Solat dan Berdo’a adalah dua
penenteram batin yg paling ampuh.
g) Tunjukkanlah Rasa Cinta
Rasa
Cinta dan Kasih Sayang itu memang didalam hati tapi ditunjukkan dg
perbuatan dan ungkapkan dg kata-kata dan sikap. Nyatakanlah Cinta dan
Kasih Sayang kita melalui sikap dan perbuatan, semoga dg itu akan
tercapai keluarga yg diidam-idamkan.
Dengan menerapkan metoda dan prinsip “5 Saling” seperti diuraikan diatas, Insya Allah akan terbentuk “Keluarga Sejahtera, Aman dan Tenteram”. Semoga. (34rial kompasiana).
Komentar