Wanita
paruh baya yang akrab disapa Ibu oleh anak-anaknya itu memang sangat luar
biasa. Bagaimana tidak, mereka bisa menjaga seorang anak tetap hidup dalam
perutnya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Sesuatu yang tak bisa
dilakukan oleh para lelaki pastinya. Sosok seorang ibu memang tak bisa
digantikan dengan apapun. Begitupun bagiku, tak ada sesuatupun di dunia ini
yang mampu menggatikannya, karena dia begitu indah. Bukannya aku naif atau pun
lebay, tapi yang pastinya inilah sosok ibu bagiku :
Pahlawan
Sejati
Seorang
ibu merupakan pahlawan bagi setiap anaknya. Ibu yang telah mengandung dan
melahirkan kita dengan susah payah, bahkan pempertaruhkan nyawa. Konon saat
melahirkan kita, kaki Ibu itu yang sebelah berada di dunia dan yang sebelah
lagi berada di akhirat. Pun saat kita terlahir di dunia ini, ibu selalu siap
jadi orang yang akan membela anak-anaknya ketika dalam keadaan terdesak dan
dalam keadaan berbahaya. Tak jarang seorang Ibu sampai sampai beradu mulut
dengan ibu lainnya demi mebela anak-anaknya. Meski ia tak bisa terbang, tak
bisa mengeluarkan sinar laser dan lain sebagainya, namun yang pastinya ibu
adalah seorang pahlawan bagiku dan adik-adikku. My Mother Is My Hero!
Motivator
Ulung
Anda
pasti punya beberapa orang yang paling menginspirasi anda dalam menjalani
kehidupan, begitupun aku. Motivator terhebatku adalah Ibuku sendiri. The Great Power of Mother
kata-kata K.H. Solikin Abu Izzudin ini ku rasa sangat tepat seperti apa yang
aku rasakan. Ibu yang selalu ada menopangku saat akan terjatuh waktu belajar
berjalan. Ibu yang selalu mengangkat dan menyemangatiku untuk bangkit kembali
saat aku terjatuh, lelah, ingin menyerah.“Kau adalah kebangganku Nak”, itulah
kata yang selalu aku pegang teguh dalam menjalani hidup ini. Selalu yakinkan
diri bahwa aku adalah Harapan dari Ibuku. Bagiku, ibu lebih hebat dari Mario
Teguh ataupun Andrie Wongso dalam hal memberi motivasi.
Tempat
Belajar dan Berbagi Paling Baik Tuk Anak-anaknya
Hati
seorang Ibu adalah tempat belajar yang paling baik bagiku dan adik-adikku.
Selain itu, Ibu merupakan sahabat yang paling sejati yang pernah ada. Merupakan
teman berbagi suka duka paling yang paling baik di dunia. Disaat kita
merasa galau
(masih jamankah?), maka tempat yang paling baik tuk curhat adalah pada Ibu.
Pasti Ibu selalu memberi solusi yang terbaik untukmu. Karena tak ada satupun
orang tua di dunia ini yang menginginkan anaknya buruk, semua pasti
menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Jika tak percaya coba saja sendiri.
Bagiku, pertimbangan dan solusi dari seorang ibu adalah pertimbangan dan solusi
Tuhan.
Bendahara
Yang Hebat
Bagiku
ibu merupakan seorang bendahara yang sangat handal bagi keluarga kami. Cara ibu
mengelola keuangan sangat luar biasa. Bagaimana ia bisa menjadikan “upah” Ayah yang pas-pasan
itu cukup untuk membiayai kuliahku dan
biaya sekolah kedua adikku, cukup untuk biaya makan kami sehari-hari. Bahkan,
masih ada yang disisakan untuk di tabung. Tak ada bendahara yang sehebat ibu.
Meskipun ia tak pernah sekolah ataupun kursus Akuntansi. Walaupun tak ada title
SE (Sarjana Ekonomi) diakhir namanya, Ibu tetap yang terhebat dalam bidang
keuangan.
Bagiku,
ibu sangatlah berarti. Jika orang-orang menyebut artis-artis terkenal sebagai
idola mereka. saat orang lain memuja artis-artis dan girl band Korea, maka aku
akan berbangga menyebut nama Ibuku sebagai idolaku. Aku sering melupakan Tuhan,
tapi tak akan kubiarkan memori ini sedikitpun melupakan Ibu. Bagiku, tak perlu
menunggu 22 Desember
(baca: Hari Ibu) untuk mengucapkan selamat pada Ibu. Tapi pagi ini, esok hari
atau lusa nanti dan selamanya, aku akan selalu mengucapkan “Selamat Hari Ibu”
Terimakasih
Ibu, You Are My
Everything :)
Kisah
perjuangan ibu untuk anaknya :
Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan
memandikanmu.Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu
bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, memasakkan semua
makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi
makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil
berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu
pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk
bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi
ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"
Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.
Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal
untuk kursus pianomu. Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali
tidak pernah berlatih.
Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke
mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun. Sebagai balasannya, kau
melompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan
teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain
Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk
melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasannya, kau tunggu dia sampai
di keluar rumah
Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu
untuk memotong rambut, karena sudah waktunya Sebagai balasannya, kau katakan
dia tidak tahu mode.
Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya
untuk kempingmu selama sebulan liburan. Sebagai balasannya, kau tak pernah
meneleponnya..
Saat kau berumur 15 tahun, pulang kerja ingin
memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau
mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada
kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu
telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun,
dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta
dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya
kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama Sebagai balasannya, kau
minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar
kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya,
"Dari mana saja seharian ini?" Sebagai balasannya, kau jawab,
"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu
pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau
katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan
haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan
kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1
set furnitur untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu
betapa jeleknya furnitur itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan
tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya,
kau mengeluh, "Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu
membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang
jaraknya lebih dari 500 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan
beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan
padanya, "Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk
memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau
jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan
sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh
negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya. Dan hingga
suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang
belum pernah kau lakukan, karena 'mereka' datang menghantam HATI mu bagaikan
palu godam.
JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN
KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI...
Maafkan ananda belum bisa membuat kalian
bangga...
Ya Allah, berilah kesehatan kepada orang tua
hamba..
Aamiin ya Rabbal'alamin
Komentar