Gas Buang
GAS BUANG
A. Proses Pembakaran pada Motor Bakar
Proses pembakaran terjadi karena ada tiga komponen yang bereaksi, yaitu bahan bakar,
oksigen dan panas. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka tidak akan timbul
reaksi pembakaran.
Dalam mesin, bensin terbakar karena tiga hal berikut ini.
- Bensin dan udara bercampur homogen dengan perbandingan berat 1:14,7.
- Campuran tersebut dimampatkan oleh gerakan piston hingga tekanan dalam silinder
12 bar sehingga menimbulkan panas.
- Bensin dan udara bercampur homogen dengan perbandingan berat 1:14,7.
- Campuran tersebut dimampatkan oleh gerakan piston hingga tekanan dalam silinder
12 bar sehingga menimbulkan panas.
- Kemudian campuran tersebut bereaksi dengan panas yang dihasilkan oleh percikan api
busi, dan terjadilah pembakaran pada tekanan tinggi sehingga timbul ledakan dahsyat.
Karena pembakaran diawali oleh percikan api busi maka mesin jenis ini disebut juga
spark-ignition engine atau mesin pengapian busi.
busi, dan terjadilah pembakaran pada tekanan tinggi sehingga timbul ledakan dahsyat.
Karena pembakaran diawali oleh percikan api busi maka mesin jenis ini disebut juga
spark-ignition engine atau mesin pengapian busi.
Proses pembakaran mesin bensin tidak terjadi dengan sempurna karena lima alasan
berikut ini:
- Waktu pembakaran singkat;
- Overlaping katup;
- Overlaping katup;
- Udara yang masuk tidak murni hanya oksigen;
- Bahan bakar yang masuk tidak murni c8h18;
- Kompresi tidak terjamin rapat sempurna.
- Bahan bakar yang masuk tidak murni c8h18;
- Kompresi tidak terjamin rapat sempurna.
Pembakaran yang tidak sempurna itu menghasilkan gas buang beracun, misalnya
CO, HC, NOx, Pb, SOx, CO2, dan juga masih menyisakan oksigen di saluran gas buang.
Contoh berikut ini merupakan komposisi gas buang mesin bensin dalam kondisi normal.
N2 = 71%, CO2 = 18,1%, H2O = 9,2%, Polutan = 1% dan O2 = 0,7%
N2 = 71%, CO2 = 18,1%, H2O = 9,2%, Polutan = 1% dan O2 = 0,7%
Polutan atau gas beracun terdiri dari:
CO = 0,85%, NOx = 0,08%, HC = 0,05%, dan Bahan Padat = 0,005%
CO = 0,85%, NOx = 0,08%, HC = 0,05%, dan Bahan Padat = 0,005%
grafik komposisi gas buang
a. Pemahaman Nilai AFR dan Lambda
Alat uji emisi yang dilengkapi dengan pengukur nilai ۸ (lambda) atau AFR (air-fuel
ratio) dapat mengindikasikan kondisi campuran udara dan bahan bakar dalam mesin.
b. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar
Teori Stoichiometric menyatakan, untuk membakar 1 gram bensin dengan
sempurna diperlukan 14,7 gram oksigen. Dengan kata lain, perbandingan campuran yang
ideal = 14,7:1. Perbandingan campuran ini disebut AFR (air-fuel ratio) atau perbandingan
udara dan bensin.
Alat uji emisi yang menggunakan istilah AFR bisa menampilkan angka, misalnya:
Alat uji emisi yang dilengkapi dengan pengukur nilai ۸ (lambda) atau AFR (air-fuel
ratio) dapat mengindikasikan kondisi campuran udara dan bahan bakar dalam mesin.
b. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar
Teori Stoichiometric menyatakan, untuk membakar 1 gram bensin dengan
sempurna diperlukan 14,7 gram oksigen. Dengan kata lain, perbandingan campuran yang
ideal = 14,7:1. Perbandingan campuran ini disebut AFR (air-fuel ratio) atau perbandingan
udara dan bensin.
Alat uji emisi yang menggunakan istilah AFR bisa menampilkan angka, misalnya:
- AFR = 14,7 → berarti campuran ideal;
- AFR >14,7 → berarti campuran kurus/miskin;
- AFR >14,7 → berarti campuran kurus/miskin;
- AFR < 14,7 → berarti campuran gemuk/kaya.
Untuk membandingkan antara teori dan kondisi nyata, dirumuskan suatu perhitungan
yang disebut dengan istilah lambda (۸). Secara sederhana, dituliskan sebagai berikut.
Untuk membandingkan antara teori dan kondisi nyata, dirumuskan suatu perhitungan
yang disebut dengan istilah lambda (۸). Secara sederhana, dituliskan sebagai berikut.
Jika jumlah udara sesungguhnya 14,7, maka:
Artinya:
۸ = 1 → berarti campuran ideal
۸ = 1 → berarti campuran ideal
۸ > 1 → berarti campuran kurus (lebih banyak udara)
۸ < 1 → berarti campuran kaya (kekurangan udara)
Namun, baik nilai ۸ maupun AFR yang ditampilkan oleh alat uji merupakan hasil
Namun, baik nilai ۸ maupun AFR yang ditampilkan oleh alat uji merupakan hasil
perhitungan dari rumus (OIML standard) berikut ini.
Keterangan :
[ ] : konsentrasi dalam %
Kl : faktor konversi untuk pengukuran FID ke pengukuran NDIR
Hcv : perbandingan atom hidrogen dengan karbon
Ocv : perbandingan atom oksigen dengan karbon
OIML : Organisation Internatonale de Metrologie Legale
Namun, tidak semua alat menggunakan rumus yang sama, bergantung pada standar yang diikuti.
Berikut ini tabel panduan persamaan nilai ۸ dan AFR.
c. Tabel Persamaan AFR dengan ۸
Keterangan :
[ ] : konsentrasi dalam %
Kl : faktor konversi untuk pengukuran FID ke pengukuran NDIR
Hcv : perbandingan atom hidrogen dengan karbon
Ocv : perbandingan atom oksigen dengan karbon
OIML : Organisation Internatonale de Metrologie Legale
Namun, tidak semua alat menggunakan rumus yang sama, bergantung pada standar yang diikuti.
Berikut ini tabel panduan persamaan nilai ۸ dan AFR.
c. Tabel Persamaan AFR dengan ۸
Pemahaman terhadap nilai ۸ ini mempermudah teknisi untuk menyatakan kondisi campuran
yang masuk ke dalam mesin serta menganalisis kondisi mesin dengan cepat.
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara nilai ۸ dengan gas buang yang dihasilkan
mesin (diasumsikan mesin dalam kondisi normal dengan kecepatan konstan). Seperti terlihat pada
grafik, konsentrasi emisi CO dan HC menurun pada saat NO meningkat seiring dengan AFR yang
semakin kurus. Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun tetapi CO dan HC meningkat.
mesin (diasumsikan mesin dalam kondisi normal dengan kecepatan konstan). Seperti terlihat pada
grafik, konsentrasi emisi CO dan HC menurun pada saat NO meningkat seiring dengan AFR yang
semakin kurus. Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun tetapi CO dan HC meningkat.
Hal ini berarti, pada mesin bensin sangat sulit untuk mencari upaya penurunan emisi CO, HC dan
NOx
pada waktu bersamaan, apalagi dengan mengubah campurannya saja. Grafik konsumsi bahan
pada waktu bersamaan, apalagi dengan mengubah campurannya saja. Grafik konsumsi bahan
bakar (b) mencapai titik terendah pada posisi ۸ beberapa titik di atas 1. Pada posisi itu
pula didapatkan nilai NOx yang tinggi meskipun CO dan HC pada titik rendah dan pembakaran
terjadi mendekati sempurna, CO2 maksimum.
Jika menginginkan kondisi pembakaran dengan tenaga maksimum, ۸ harus dibuat lebih
rendah dari nilai 1, kira-kira 0,90. Namun, didapatkan konsekuensi bahwa konsumsi dan emisi CO
dan HC akan meningkat tinggi.
Jika menginginkan kondisi pembakaran dengan tenaga maksimum, ۸ harus dibuat lebih
rendah dari nilai 1, kira-kira 0,90. Namun, didapatkan konsekuensi bahwa konsumsi dan emisi CO
dan HC akan meningkat tinggi.
Kualitas dari proses pembakaran sangatlah penting, hal ini berpedoman pada campuran
udara bensin yang sesuai, akan menghasilkan tekanan pembakaran yang optimal selama
langkah usaha. Langkah selanjutnya adalah mengatur saat pengapian yang tepat, untuk
menghasilkan pembakaran yang sempurna, saat pengapian harus diatur/disesuaikan dengan
setiap kondisi operasional motor.
Dengan demikian akan diperoleh tekanan pembakaran yang optimal, nilai polusi gas buang
Dengan demikian akan diperoleh tekanan pembakaran yang optimal, nilai polusi gas buang
yang relatif baik serta pemakaian bahan bakar yang lebih hemat.
Pemakaian bahan bakar pada motor bensin sangat tergantung dari perbandingan campuran
Pemakaian bahan bakar pada motor bensin sangat tergantung dari perbandingan campuran
bahan bakar dan udara, konsumsi bensin akan lebih rendah bila perbandingan campuran dengan
udara sekitar 1 : 15, hal ini berarti 1 kg bensin dicampur dengan 15 kg udara. Angka
perbandingan tersebut dapat kita hitung sama dengan 11500 liter udara bercampur dengan 1
liter bensin.
Pada halaman sebelumnya telah disebutkan bahwa perbandingan campuran bensin dan udara
Pada halaman sebelumnya telah disebutkan bahwa perbandingan campuran bensin dan udara
yang ideal (campuran bensin udara untuk pembakaran motor dengan tingkat polusi yang
paling rendah) adalah 1 : 14,7 atau dalam ukuran liter dapat disebutkan 1 liter bensin secara ideal
harus bercampur dengan 11500 liter udara.
Secara tepat perbandingan campuran bensin dan udara yang ideal untuk proses pembakaran
Secara tepat perbandingan campuran bensin dan udara yang ideal untuk proses pembakaran
pada motor adalah 1 : 14,7. Perbandingan campuran tersebut tidak bisa diterapkan terus
menerus pada setiap keadaan operasional motor, contohnya dalam putaran idel dan beban
penuh kendaraan mengkonsumsi campuran udara bensin yang gemuk, sedangkan dalam
keadaan lain pemakaian campuran udara bensin bisa mendekati yang ideal.
Simbol perbandingan udara yang masuk ke silinder motor dengan jumlah udara
menurut teori dinyatakan dengan = x
Simbol perbandingan udara yang masuk ke silinder motor dengan jumlah udara
menurut teori dinyatakan dengan = x
x = 1 Jumlah udara masuk ke dalam silinder motor sama dengan jumlah syarat udara
dalam teori
dalam teori
x < 1 Jumlah udara yang masuk sebih kecil dari jumlah syarat udara dalam teori, pada
situasi ini motor kekurangan udara, campuran gemuk, dalam batas tertentu dapat
meningkatkan tenaga motor.
x > 1 Jumlah udara yang masuk lebih banyak dari syarat udara secara teoritis, saat ini
x > 1 Jumlah udara yang masuk lebih banyak dari syarat udara secara teoritis, saat ini
motor kelebihan udara, campuran kurus, tenaga motor kurang.
x > 1,2 Dalam situasi seperti ini campuran bensin udara sangat kurus sehingga
x > 1,2 Dalam situasi seperti ini campuran bensin udara sangat kurus sehingga
pembakaran berkemungkinan tidak dapat terjadi pada tempat yang lebih luas.
Komentar