EMISI SISTEM GAS BUANG
EMISI SISTEM GAS BUANG
Gas sisa pembakaran yang keluar
dari knalpot (silencer) mengandung karbon monoksida (CO). Pembakaran yang
sempurna menyisakan gas karbon monoksida yang tidak berwarna, namun tetap
berbahaya. Bila pembakaran tidak sempurna, maka asap hitam akan mengepul. Bila
ini terjadi maka dianjurkan untuk mematikan mesin segera, karena mesti ada
sesuatu yang tidak benar terutama dalam penyetelan pembakaran. Gas buang
melalui knalpot dapat dijadikan indikasi kondisi mesin sebagai ukuran apakah
pembakaran sempurna atau kurang sempurna.
Didalam suatu pembakaran motor
bakar bensin guna menghasilkan emisi gas buang yang baik ( memenuhi standar),
maka perlu ditunjang oleh kondisi motor yang baik yang berkaitan dengan tekanan
kompresi, kondisi kabel busi dan busi, kondisi saat pengapian, kondisi filter
udara, kondisi penyetelan karburator (konv) atau sistem injeksi.
Sehingga jika semua kondisi
tersebut diatas`sudah terpenuhi, maka dalam proses pembakaran motor akan
menghasilkan emisi gas buang yang rendah polusi, Adapun kadar Emisi Gas Buang
menurut standart Menteri Lingkungan Hidup (Anonymous.1993,
Anonymous.1996,Anonymous.2003, Anonymous.2006 ) sbb :
1.
Kadar CO maks 4,5 %
2.
Kadar HC maks 1200 ppm
Pada hasil proses pembakaran
motor bensin, emisi gas buang yang dihasilkan meliputi :
1.
HC atau Hidrokarbon
Hidrocarbon
/ HC merupakan unsur senyawa bahan bakar bensin. HC yang ada pada gas buang
adalah dari senyawa bahan bakar yang tidak terbakar habis dalam proses
pembakaran motor, HC diukur dalam satuan ppm ( part per million ) ( Bently
Robert, 1993; Petter A Weller,1989; Spuller,Willem,L, 1987.)
2.
CO atau Carbon Monoxid
Merupakan
senyawa gas beracun yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dalam
prose kerja motor, CO diukur dalam satuan % volume. ( Bently Robert, 1993;
Petter A Weller,1989; Spuller,Willem,L, 1987.)
3.
Nox
Adalah
unsur dari Nitrgen Oksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2) tetapi sering
dinyatakan dalam NOx saja. NOx juga merupakan senyawa gas beracun yang
ditimbulkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna. ( Bently Robert, 1993;
Petter A Weller,1989; Spuller,Willem,L, 1987.)
4.
Pb atau Timah Hitam
Adalah
senyawa beracun yang terkandung dalam bahan bakar bensin dengan tujuan utuk
menaikkan angka Oktan Bensin sehingga pada waktu pembakaran dalam proses kerja
motor tidak mudah terjadi Detonasi atau Knocking. ( Bently Robert, 1993; Petter
A Weller,1989; Spuller,Willem,L, 1987.)
5.
CO2 atau Carbon Dioksida
Merupakan
senyawa yang tidak beracun hasil pembakaran motor, tetapi efek dari CO2 ini
adalah membawa dampak terhadap efek rumah kaca/ pemanasan global. ( Bently
Robert, 1993; Petter A Weller,1989; Spuller,Willem,L, 1987.)
6.
SO2 atau Belerang
Merupakan
senyawa hasil pembakaran motor yang bersifat asam yang dapat membawa dampak
terjadinya hujan asam yang nantinya dapat mengakibatkan kerusakan dan kematian
organisme makhluk hidup, ( Otto Sumarwoto,1992) disamping itu juga membawa
dampak cepat terjadinya korosi/karat pada logam, kalau pada kendaraan dapat
mempercepat terjadinya keropos pada knalpot.
Pengaruh/dampak negatife gas buang terhadap terhadap manusia
adalah sebagai berikut:
1.
HC atau Hidro Carbon(
Spuller,Willem,L, 1987; Anonymous,2002.)
Ø Pada konsentrasi yang tinggi menyebabkan gangguan pada selaput
lendir,mata, hidung dan tenggorokan
Ø Merupakan zat potensial penyebab Kanker
2.
CO atau Carbon Monoxid (
Spuller,Willem,L, 1987; Anonymous,2002.)
Ø Tidak berbau dan tidak berwarna
Ø Mengurangi kemampuan darah dalam menyerap Oksigen
Ø Pada konsentrasi 0,3 % saja di udara, jika menghirup sekitar 30
menit dapat menyebabkan fatal/kematian.
3.
Nox atau Nitrogen Oksid (
Spuller,Willem,L, 1987; Anonymous,2002.)
Ø Berwarna coklat kemerah merahan
Ø Berbau tajam / pedas sehingga mengganggu organ organ pernafasan
Ø Pada konsentrasi 0,05 s/d 0,15 % Nox diudara dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru
4.
Pb atau Timah Hitam (
Spuller,Willem,L, 1987; Anonymous,2002.)
Merupakan
bahan yang sulit untuk bereaksi / dinetralisir, sehingga gas buang mengandung
logam Pb yang tinggi akan berdampak dapat merugikan perkembangan mental,
ginjal, komposisi darah dan pembuluh nadi/hipertensi
Sebagian dari gas buang yang
dikeluarkan beracun, dan sebagian besar berupa gas rumah kaca yang pada
gilirannya mengakibatkan pemanasan global, untuk itu berbagai strategi
dilakukan yaitu diantaranya:
1.
Pengetatan standar emisi gas
buang melalui teknologi.
2.
Kebijakan fiskal
a
a. Pajak kendaraan
b b. Pajak bahan bakar
c c.
Insentif fiskal untuk alat yang
ramah lingkungan
3.
Peningkatan kelancaran lalu
lintas
a
a. Pembatasan lalu lintas
b
b. Sistem lalu lintas pintar
(intelligent transport system)
c
c. Peningkatan kapasitas
infrastruktur
4.
Peningkatan kualitas bahan
bakar
a
a. Optimalisasi kualitas bahan
bakar
b
b. Pengembangan bahan bakar nabati
c c. Pengembangan bahan bakar
alternative
Emisi gas buang memiliki
beberapa standar, yang paling sering dipakai adalah standar euro. Euro sendiri
terkelompokkan menjadi euro 1, euro 2, euro 3, dst. Semakin tinggi angka dibelakang euro maka semakin
kecil kandungan gas rumah kaca, partikulat, dan NOx pada gas emisi kendaraan.
Indonesia sendiri baru
menggunakan standar euro 2 pada tahun 2006, sebelumnya Indonesia tidak memiliki
standar emisi. Sampai sekarang Indonesia masih menggunakan standar emisi euro
2. Sementara itu negara-negara lain di Asia Tenggara telah silih berganti
standar emisi ke standar yang lebih tinggi.
Berikut adalah tabel standar emisi
gas buang kendaraan bensin / EURO yang digunakan oleh negara-negara di Asia Tenggara
dan sekitarnya
Desain saluran pembuangan
dirancang untuk menyalurkan gas hasil pembakaran mesin ketempat yang aman bagi
pengguna mesin. Gas hasil pembakaran umumnya panas, untuk itu saluran
pembuangan harus tahan panas dan cepat melepaskan panas. Saluran pembuangan
tidak boleh melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau
mudah rusak karena panas. Meskipun tampak sederhana, desain sistem pembuangan
cukup berpengaruh terhadap performa mesin,adapun fungsi sistem gas buang adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran
2. Meningkatkan tenaga engine
3. Meredam suara hasil pembakaran
4. Mengontrol kandungan CO pada emisi gas buang
Gas buang sepeda motor keluar
disalurkan melalui knalpot ke udara luar. Bagian dalam knalpot dikonstruksi
sedemikian rupa sehingga di samping menampung gas buang, knalpot juga dapat
meredam suara (silencer). Biasanya panjang dan diameter knalpot sudah tertentu
sehingga jika dilakukan perubahan (modifikasi) akan mempengaruhi kemampuan
sepeda motor. Konstruksi knalpot tidak boleh (dilarang) untuk dirubah,
dilubangi ataupun dicopot. Perubahan ini merupakan pelanggaran hukum dan pelakunya
dapat dituntut.
Konstruksi knalpot sepeda motor
empat langkah dan sepeda motor dua langkah umumnya tidak sama. Knalpot sepeda
motor dua langkah terdiri atas dua bagian yang disambungkan. Kedua bagian
tersebut disambungkan dengan ring mur sehingga mudah dilepas. Hal ini
dimaksudkan agar lebih mudah dibersihkan. Knalpot mesin dua langkah lebih cepat
kotor dikarenakan pada proses pembakarannya oli ikut terbakar sehingga
kemungkinan timbul kerak pada lubang knalpot sangat besar. Untuk itu knalpot
sepeda motor dua langkah harus sering dibersihkan.
Umumnya komponen dalam sistem
pembuangan terdiri dari :
1.
Kepala silinder, dimana pipa
pembuangan dimulai, kecuali pada mesin dua langkah dimana saluran pembuangan
ditempatkan dibagian bawah dinding silender.
2.
Exhaust manifold atau exhaust
header, dimana pipa dari beberapa ruang bakar/silinder bergabung.
3.
Catalytic converter untuk
menurunkan kadar gas beracun, CO, HC dan NOx
4.
Knalpot, pipa untuk mengalirkan
gas hasil pembakaran.
5.
Peredam suara atau disebut juga
muffler, yang berfungsi untuk meredam suara. Pada sepeda motor, peredam bunyi
ada di dalam knalpot sedangkan pada mobil umumnya terlihat dengan jelas berupa
tabung sebelum ujung pipa pembuangan.
Untuk
memudahkan kita menganalisa kondisi mesin, kita dapat memakai penjelasan
dibawah sebagai alat bantu :
1. Emisi CO tinggi menunjukkan kondisi dimana AFR terlalu kaya (lambda < 1.00).
Secara umum CO menunjukkan angka efisiensi dari pembakaran di ruang bakar.
Tingginya emisi CO disebabkan karena kurangnya oksigen untuk menghasilkan
pembakaran yang tuntas dan sempurna. Hal-hal yang menyebabkan AFR terlalu kaya
antara lain :
Ø
Idle speed terlalu rendah.
Ø
Setelan pelampung karburator yang tidak tepat menyebabkan
bensin terlalu banyak.
Ø
Air filter yang kotor.
Ø
Pelumas mesin yang terlalu kotor atau terkontaminasi
berat.
Ø
PCV valve yang tidak bekerja.
Ø
Kinerja fuel delivery system
yang tidak normal.
Ø
Air intake temperature sensor
yang tidak normal.
Ø
Coolant temperature sensor yang
tidak normal.
Ø
Catalytic Converter yang tidak
bekerja.
2.
Normal CO. Apabila AFR berada
dekat atau tepat pada titik ideal (AFR 14,7 atau lambda = 1.00) maka emisi CO
tidak akan lebih dari 1% pada mesin dengan sistem injeksi atau 2.5% pada mesin
dengan karburator.
3.
CO terlalu rendah. Sebenarnya
tidak ada batasan dimana CO dikatakan terlalu rendah. Konsentrasi CO terkadang
masih terlihat “normal” walaupun mesin sudah bekerja dengan campuran yang amat
kurus.
4.
Emisi HC tinggi. Umumnya
kondisi ini menunjukkan adanya kelebihan bensin yang tidak terbakar yang
disebabkan karena kegagalan sistem pengapian atau pembakaran yang tidak
sempurna. Konsentrasi HC diukur dalam satuan ppm (part per million). Penyebab
umumnya adalah sistem pengapian yang tidak mumpuni, kebocoran di intake
manifold, dan masalah di AFR. Penyebab lainnya adalah :
Ø
Pembakaran yang tidak sempurna
karena busi yang sudah rusak.
Ø
Timing pengapian yang terlalu
mundur.
Ø
Kabel busi yang rusak.
Ø
Kompresi mesin yang rendah.
Ø
Kebocoran pada intake.
5. Kosentrasi Oksigen. Menunjukkan jumlah udara yang masuk ke ruang bakar berbanding dengan
jumlah bensin. Angka ideal untuk oksigen pada emisi gas buang adalah berkisar
antara 1% hingga 2%.
6. Konsentrasi oksigen tinggi. Ini menunjukkan
bahwa AFR terlalu kurus. Kondisi yang menyebabkan antara
lain :
Ø
AFR yang tidak tepat.
Ø
Kebocoran pada saluran intake
Ø
Kegagalan pada sistem pengapian
yang menyebabkan misfire
7. Konsentrasi oksigen rendah. Kondisi ini
menunjukkan bahwa AFR terlalu kaya.
8. Konsentrasi CO2 tinggi. Kondisi ini
menunjukkan bahwa AFR berada dekat atau tepat pada kondisi ideal.
9. Konsentrasi CO2 rendah. Kondisi ini
menunjukkan bahwa AFR terlalu kurus atau terlalu kaya dan kebocoran pada
exhaust system.
10. Konsentrasi senyawa NOx. Senyawa NOx termasuk
nitrit oksida (NO) atau nitrat oksida (NO2) akan terbentuk bila suhu ruang
bakar mencapai lebih dari 2500 derajat Farenheit (1350 oC). Senyawa ini
juga dapat terbentuk apabila mesin mendapat beban berat.
11.
Konsentrasi NOx tinggi. Kondisi ini menunjukkan :
Ø
AFR terlalu kurus.
Ø
Spark Advancer yang tidak
bekerja.
Ø
Tingginya deposit kerak di
ruang bakar.
Ø
Catalytic Converter yang tidak
normal.
12.
Konsentrasi NOx rendah.
Sebenarnya tidak ada batasan yang menyatakan emisi senyawa NOx
terlalu rendah. Umumnya NOx adalah 0 ppm saat mesin idle.
Cara membersihkan knalpot
sepeda motor dua langkah:
1.
Lepaskan knalpot dari
dudukannya
2.
Pisahkan bagian-bagian knalpot
Gambar. Bagian-bagian knalpot sepeda motor
3.
Bersihkan bagian luar knalpot
dengan kain dan air atau amplas halus. Supaya kering, jemur sebentar dengan
cahaya matahari atau keringkan dengan udara bertekanan (kompresor).
4.
Panaskan bagian luar ujung
knalpot sampai merah membara dengan api las karbit.
5.
Semprot bagian dalam knalpot
dengan udara bertekanan sampai kotoran-kotoran di dalamnya terlempar ke luar.
6.
Untuk membersihkan peredam
suara. Semprotkan dengan air panas agar sisa bahan bakar yang ada bisa keluar.
Setelah itu keringkan dengan udara bertekanan
7.
Bersihkan saluran buang pada
blok silinder dengan skrap pembersih kerak kemudian semprot saluran buang
dengan udara bertekanan. Yang perlu diperhatikan pada saat membersihkan kerak
dengan skrap posisi piston harus ada pada Titik Mati Bawah agar tidak tergores
oleh skrap.
8.
Periksa keadaan paking knalpot,
bila ada yang rusak harusdiganti. Paking yang rusak akan menyebabkan
kebocoran gas buang.
9.
Pasang knalpot dengan cara
kebalikan dari waktu membongkar. Periksa kebocoran gas buang dengan cara
menghidupkan motor dan menutup ujung knalpot dengan kain. Jika ada kebocoran
gas buang, segera perbaiki bagian yang menyebabkan kebocoran tersebut.
Komentar